readbud - get paid to read and rate articles GEMAR AKUNTANSI: Pengambilan Keputusan Berdasarkan Biaya Relevan - Materi Kuliah Akuntansi Manajemen
Powered By Blogger

Sabtu, 09 April 2011

Pengambilan Keputusan Berdasarkan Biaya Relevan - Materi Kuliah Akuntansi Manajemen

PENGAMBILAN KEPUTUSAN BERDASARKAN BIAYA RELEVAN
6.1   TAHAP TAHAP PEMBUATAN KEPUTUSAN
Salah satu fungsi manajemen yang penting adalah proses pengambilan keputusan. Menurut Djoni, untuk dapat menghasilkan keputusan yang baik, biasanya dilakukan tahapan-tahapan sebagai berikut:
1. Meneliti dan merumuskan inti masalah yang dihadapi.
2. Mengumpulkan semua alternatif yang mungkin dapat menyelesaikan masalah.
3. Menganalisis dan meng-eliminasi alternatif yang tidak mungkin dilakukan.
4. Mengumpulkan biaya dan manfaat dari setiap alternatif.
5. Menganalisis dan meng-eliminasi biaya-dan manfaat yang tidak relevan.
6. Membuat resume biaya/manfaat dari setiap alternatif.
7. Melakukan pemilihan alternatif.

6.2   INFORMASI DIFERENSIAL UNTUK PEMBUATAN KEPUTUSAN
Informasi penting untuk pengambilan keputusan karena keputusan berhubungan dengan masa yang akan datang, maka informasi akuntansi yang relevan adalah informasi yang akan datang, karena pengambilan keputusan selalu menyangkut pemilihan dari berbagai alternatif yang ada, maka informasi akuntansi yang bermanfaat adalah informasi akuntansi yang berbeda diantara berbagai alternatif yang akan dipilih. Ada berbagai informasi diferensial untuk pembuatan keputusan yaitu
6.2.1          Pendapatan Diferensial
Pendapatan diferensial adalah pendapatan yang akan datang yang berbeda di antara berbagai alternatif keputusan yang mungkin dipilih. Karakteristik pendapatan diferensial yaitu pendapatan diferensial merupakan pendapatan dimasa yang akan datang dan berbeda diantara berbagai alternatif keputusan sedangkan pendapatan non diferensial sebaliknya, merupakan pendapatan dimasa lalu, dan tidak berbeda diantara berbagai alternatif keputusan.
6.2.2. Biaya Diferensial
Biaya diferensial adalah biaya masa yang akan datang yang diperkirakan akan berbeda atau berpengaruh oleh suatu pengambilan keputusan pemilihan diantara berbagai macam alternatif. Oleh karena itu, biaya tersebut relevan dengan analisis yang dilakukan oleh manajemen dalam pengambilan keputusan. Biaya non diferensial adalah biaya dimasa lalu dan tidak berbeda diantara berbagai keputusan.
6.2.2          Laba Diferensial
Laba Diferensial adalah laba yang akan datang dan berbeda diantara berbagai alternatif yang dipilih. Laba diferensial dapat diketahui dengan mengurangkan pendapatan diferensial dengan biaya diferensial. Laba non diferensial yaitu laba dimasa lalu dan tidak berbeda diantara berbagai alternatif keputusan.

6.3   KEPUTUSAN PEMILIHAN ALTERNATIF
Keputusan yang diambil manajemen  meliputi berbagai macam dan jangka waktu, misal keputusan dalam kegiatan operasi rutin atau keputusan yang diambil dalam masalah-masalah khusus. Pengambilan keputusan khusus banyak jenisnya, yang akan dibahas adalah pengambilan keputusan khusus yang berkaitan dengan :
6.3.1           Menerima atau menolak pesanan khusus
Menerima atau menolak pesanan khusus adalah dua alternatif keputusan yang ada kalanya dihadapi oleh manajemen. Pesanan khusus adalah pesanan di luar penjualan normal, biasanya dengan harga yang lebih rendah dari harga jual normal. Keputusan tentang harga jual produk (jasa) jangka panjang harus mendasarkan pada pertimbangan full cost. Tetapi dalam jangka pendek (masih ada kapasitas yang menganggur), penentuan harga jual dapat dilakukan dengan hanya mempertimbangkan differensial cost.
6.3.2          Meniadakan atau menambah Jenis Produk atau Departemen.
Pada umumnya pengambilan keputusan untuk meniadakan produk atau departemen timbul karena jenis produk atau departemen yang bersangkutan menderita kerugian secara terus menerus. Dalam hal ini manajemen harus mempertimbangkan pendapatan differensial dan biaya differensial dalam pengambilan keputusan tersebut. Jika keputusan yang akan diambil meniadakan salah satu jenis produk atau departemen, harus pula dipertimbangkan adanya biaya terhindarkan (avoidable cost) dan biaya tak terhindarkan (unavoidable cost). Dalam pengertian biaya relevan, biaya terhindarkan merupakan biaya relevan yang harus dipertimbangkan dalam pemilihan alternatif, sedang biaya tak terhindarkan merupakan biaya yang tidak relevan, maka dalam pengambilan keputusan biaya ini dapat diabaikan.
6.3.3          Membuat Sendiri atau Membeli Bahan Baku Produk dari Luar
Didalam dunia perekonomian global melakukan spesialisasi didalam bisnis akan meningkatkan efisiensi. Manajemen sering dihadapkan pada persoalan yang berkaitan erat dengan penggunaan bahan  produksi, misal untuk perusahaan perakitan adalah masalah penggunaan suku cadang, apakah perusahaan akan membuat sendiri karena memang perusahaan mempunyai fasilitas untuk membuat suku cadang tersebut atau membelinya dari perusahaan lain. Akan tetapi dalam hal kapasitas perusahaan masih memenuhi untuk memproses meningkatnya volume penjualan, maka keputusan untuk membeli suku cadang dari luar harus mempertimbangkan biaya differensial dan kemungkinan fasilitas perusahaan yang menganggur.

Contoh: (Sumber: Makalah Djony, hal 6)
Perusahaan kursi Cap Gajah memproduksi Kursi lipat besi yang dilengkapi
dengan jok dari busa. Saat ini perusahaan bekerja pada kapasitas 16.000 unit per bulan dengan biaya: Per unit .
Bahan baku                               Rp. 34.500,-
Upah langsung                          Rp. 16.000,-
Biaya overhead (Variabel)           Rp. 8.000,-
Biaya overhead (Tetap)              Rp. 9.500,-
Harga Pokok per unit                 Rp. 68.000,-
Kasus: Saat ini ada sebuah perusahaan yang spesialisasi membuat jok kursi menawarkan satu set jok kursi dengan harga Rp. 22.000,- Menurut analisis jika jok itu dibeli dari luar perusahaan maka Bahan baku yang dipergunakan akan berkurang sebesar 40% dan biaya konversi (Upah+BOP Variabel) sebesar 30%.
Apakah layak kalau jok kursi itu dibeli dari luar?

Analisis:
Biaya Produksi 16.000 unit jika seluruhnya dibuat sendiri
Bahan baku                               Rp. 34.500,- X 16.000 = Rp. 552.000.000
Upah langsung                          Rp. 16.000,- X 16.000 = Rp 256.000.000
Biaya overhead (Variabel)           Rp. 8.000,- X 16.000   = Rp 128.000.000
Biaya overhead (Tetap)             Rp. 9.500,- X 16.000   = Rp 152.000.000
Total Biaya Produksi                                                       Rp. 1.088.000.000
Harga Pokok per unit = Rp. 68.000,-

Biaya Produksi 16.000 unit jika Jok dibeli dari luar.
Harga pembelian                        Rp. 22.000,- X 16.000 = Rp. 352.000.000
Bahan baku                   60%X Rp. 34.500,- X 16.000 = Rp. 331.200.000
Upah langsung             70% X Rp. 16.000,- X 16.000 = Rp 179.200.000
Biaya overhead (Var)      70%X) Rp. 8.000,- X 16.000 = Rp 89.600.000
Biaya overhead (Tetap)              Rp. 9.500,- X 16.000 = Rp 152.000.000
Total Biaya Produksi                                                    Rp. 1.104.000.000
Harga Pokok per unit = Rp. 69.000,-

Ternyata dengan membeli jok dari luar, harga pokok per unit menjadi lebih mahal. Keputusannya manajemen harus menolak untuk membeli dari luara perusahaan. Berapa Harga maksimum yang dapat diterima ?
Harga beli maksimum = 22.000 – 1000 = 21.000 per unit
Tiga hal penting yang harus diperhatikan apabila perusahaan membeli cadang dari luar:
- Kualitas/ presisi yang diberikan suplier harus terjamin
- Kuntinyuitas supplies harus terjamin
- Harga yang disepakati harus mengikat (tidak berubah sewaktu-waktu)

Pengaruh Biaya peluang. (oportunity Cost)
Asumsi: jika perusahaan membeli jok dari luar maka sebagian fasilitas menganggur, selama menganggur itu terdapat peluang untuk disewakan kepada pihak lain dengan nilai Rp. 25.000.000.- Dengan asumsi ini berarti akan terjadi biaya peluang sebesar Rp. 25.000.000 jika perusahaan memlih alternatif membuat sendiri seluruh komponen. Sehingga biaya untuk membuat sendiri menjadi :
Total Biaya produksi sendiri        Rp 1.088.000.000
Biaya peluang .                                       25.000.000
Total Biaya diperhitungkan          Rp.1.113.000.000
Jika dibandingkan dengan biaya membeli dari luar sebesar Rp. 1.104.000.000 maka membuat sendiri menduduki posisi lebih mahal sehingga pada posisi in keputusan akan beralih menjadi membeli dari luar.
6.3.4          Memproses Lebih Lanjut setelah Split-off Point atau Langsung Menjual
Dalam suatu perusahaan ada kemungkinan beberapa produk akan diproduksi secara bersama-sama dari bahan baku yang sama atau dari satu proses produksi yang sama. Kondisi seperti itu disebut sebagai joint product atau co-product. Saat dapat dipisahkannya produk-produk itu dari proses produksi disebut dengan split-off point.  Biaya yang timbul dalam proses produksi sebelum spilt-ff pont disebut joint-cost atau commont cost. Pengalokasian secara adil dan teliti merupakan masalah yang harus dicapai pemecahannya. Salah satu pemecahannya adalah mengalokasi biaya bersama dengan menggunakan nilai jual relatif dari produk-produk tersebut.
Untuk produk yang diproduksi bersama tersebut ada dua kemungkinan :
          Setelah titik pisah, masing-masing produk dapat dijual langsung karena produk tersebut merupakan produk akhir.
          Setelah titik pisah, produk tersebut sebagian dapat dijual langsung atau dapat  juga diproses lebih lanjut menjadi produk baru.
Masalah yang akan dibahas adalah keputusan manajemen yang bijaksana, apakah produk dijual langsung setelah split-off point atau diproses lebih lanjut. Tekanannya adalah alokasi biaya setelah split-off.




















Tidak ada komentar:

Posting Komentar