PENENTUAN HARGA JUAL
I. PENGERTIAN
Penentuan harga jual merupakan hal yang sangat penting dalam manajemen. Harga jual dipengaruhi oleh banyak hal, seperti biaya penuh yang dikeluarkan untuk memproduksi barang atau jasa. Biaya penuh disini merupakan informasi batas bawah penentuan harga jual, yang artinya biaya penuh tidak boleh lebih besar dari harga jual supaya tidak menimbulkan kerugian. Hal lainnya yang dapat mempengaruhi harga jual yaitu aspek diluar biaya yakni selera konsumen, demand dan suplai, jumlah pesaing yang memasuki pasar, dan harga jual produk pesaing.
II. MANFAAT BIAYA PENUH
Adapun manfaat dari adanya biaya penuh yaitu :
- Mengurangi ketidakpastian dalam pengambilan keputusan, sebab biaya penuh merupakan biaya yang dapat diramalkan.
- Biaya penuh bermanfaat dalam mengambil keputusan untuk memasuki pasar, dalam hal ini jika biaya penuh lebih besar dari harga jual dipasar maka produk tidak bisa masuk pasar sebaliknya jika biaya penuh lebih kecil dari harga jual dipasar maka produk dapat dipasarkan.
- Harga penuh memberi perlindungan dari kerugian.
- Memberi informasi tindakan pesaing.
III. METODE PENENTUAN HARGA JUAL
Dalam makalah Dionsya Kwanda, ada beberapa metode untuk menentukan harga jual yaitu:
1. Harga jual normal ( Manufaktut dan penjual jasa)
Harga jual secara normal dapat diartikan bahwa harga jual harus dapat menutupi biaya penuh untuk menghasilkan laba. Adapun formula dari pernyataan tersebut:
Harga jual = Taksiran biaya penuh + Laba yang diharapkan
Taksiran biaya penuh dapat dihitung dengan menggunakan pendekatan full costing ataupun variabel costing, dan laba yang diharapkan harus mempertimbangkan cost of capital, resiko bisnis, dan capital employed.
Cost of capital adalah biaya yang dikeluarkan untuk investasi. Resiko bisnis dalam hal ini Jika resiko bisnis besar, semakin besar persentase yang ditambahkan pada cost of capital dalam memperhitungkan laba yang diharapkan, sedangkan capital employed atau jumlah investasi yaitu bahwa semakin besar capital employed yang digunakan dalam memproduksi produk maka semakin besar pula laba yang diperhitumgkan dalam harga jual.
Rumus untuk menghitung harga jual per unit ( manufaktur) :
Harga jual per unit = Biaya (yang berhubungan langsung dengan volume) + % Mark Up
Persentase Mark Up = Expectsi laba + Biaya (yang tidak berhubungan langsung dengan volume)
Contoh:
Manajer Pemasaran PT. JAYA sedang mempertimbangkan penentuan harga jual produk Cheetos untuk tahun anggaran yang akan datang.
Perusahaan merencanakan akan beroperasi pada kapasitas normal sebanyak 1.000.000 kg dengan taksiran biaya penuh untuk tahun anggaran yang akan datang sbb :
Biaya Variabel :
Biaya produksi variable Rp. 2.000.000.000
Biaya adm & umum variable Rp. 50.000.000
Biaya pemasaran variable Rp. 50.000.000
-------------------------- +
Total biaya variable Rp. 2.100.000.000
Biaya Tetap :
Biaya produksi tetap Rp. 1.000.000.000
Biaya adm. & umum tetap Rp. 150.000.000
BIaya pemasaran tetap Rp. 250.000.000
-------------------------- +
Total biaya tetap Rp. 1.400.000.000
-------------------------- +
Total biaya penuh Rp. 3.500.000.000
Total aktiva yang diperkirakan pada awal tahun anggaran Rp. 4.000.000.000 dan laba yang diharapkan dinyatakan dalam tarif kembalian investasi (ROI) 25%
Pendekatan Full Costing
Unsur biaya :
Biaya produksi variable Rp. 2.000.000.000
Biaya produksi tetap Rp. 1.000.000.000 --------------------------- +
Rp. 3.000.000.000
Unsur mark-up :
Biaya non produksi variable Rp. 100.000.000
Biaya non produksi tetap Rp. 400.000.000
Ekspektasi laba25% X rp. 4.000.000.000 Rp. 1.000.000.000
-------------------------- +
Total Unsur Mark-up Rp. 1.500.000.000
Rp. 1.500.000.000
Persentase Mark-up = ------------------------ x 100% = 50%
Rp. 3.000.000.000
Perhitungan Harga Jual :
Biaya produksi Rp. 3.000.000.000
Mar-up 50% x Rp. 3.000.000.000 Rp. 1.500.000.000
--------------------------- +
Total harga jual Rp. 4.500.000.000
Volume produksi 1.000.000 kg
--------------------------- :
Harga jual produk / kg Rp. 4.500,-
2. Harga jual penjual waktu dan bahan
Untuk harga jual penjual waktu dan bahan digunakan perusahan bengkel mobil dan perusahaan-perusahaan penjual jasa reparasi, bahan dan suku cadang sebagai pelengkap penjualan jasa, dalam perusahaan jasa, volumenya dihitung berdasarkan waktu yang dibutuhkan untuk melayani konsumen yang dimaksud disini bukan harga jual/unit tetapi harga jual per satuan waktu yang dinikmati konsumen.
Harga jual = Biaya penuh + Expectasi laba
Dalam sebuah bengkel yang menjual jasa perbaikan mobil maka biaya yang berhubungan dengan produk yaitu biaya tenaga mekanik dan ahli listrik, sedangkan biaya yang tidak berhubungan langsung dengan produk yaitu biaya tenaga kerja tak langsung, listrik, depresiasi, dll.
3.Harga jual produk perusahaan yang diatur peraturan pemerintah
Perusahaan yang harga jual produknya diatur dalam peraturan pemerintah yaitu unutk perusahaan yang mengatur hajat hidup orang banyak, sehingga dalam penetapan harga jual produk dibutuhkan pedoman unsur-unsur biaya produksi dan non produksi dan cara pengukurannya. Tiap kenaikan harga diatur peraturan pemerintah yang harus dapat dipertanggungjawabkan.
Harga Jual = Tafsiran biaya penuh pada masa yang akan datang + Expectasi laba
Misalnya untuk menghasilakan listrik diperlukan investasi sebesar Rp. 3.200.000.000 untuk pembelian mesin dan ekupment serta modal kerja. Taksiran biaya produksi listrik pada volume produksi 100.000.000 kwh per tahun adalah sbb :
Biaya bahan baku Rp. 4.000.000.000
Biaya TK langsung Rp. 3.000.000.000
BOP (variable + tetap) Rp. 8.000.000.000
-------------------------- +
Jumlah taksiran biaya produksi Rp. 15.000.000.000
Taksiran biaya non produksi setahun terdiri dari :
Biaya pemasaran Rp. 1.500.000.000
Biaya administrasi & umum Rp. 700.000.000
------------------------- +
Jumlah taksiraan biaya nonproduksi Rp. 2.200.000.000
Diputuskan laba wajar untuk perusahaan listrik : 25% dari investasi
Menghitung harga jual listrik per kwh:
Taksiran biaya penuh :
Biaya produksi Rp. 15.000.000.000
Biaya non produksi Rp. 2.200.000.000
Taksiran aktiva penuh yang digunakan Rp. 3.200.000.000
Mark-up :
Biaya non produksi Rp. 2.200.000.000
Ekspektasi laba 25% x Rp. 3.200.000.000 Rp. 800.000.000
-------------------------- +
Jumlah biaya tidak langsung (non prod) Rp. 3.000.000.000
Jumlah biaya langsung (produksi) Rp. 15.000.000.000
--------------------------- :
Persentase mark-up dari biaya produksi 20%
Maka,
Tafsiran biaya produksi Rp. 15.000.000.000
Mark-up 20% x Rp. 15.000.000.0000 Rp. 3.000.000.000
-------------------------- +
Total harga jual Rp. 18.000.000.000
Volume produk (dalam kwh) Rp. 100.000.000
-------------------------- :
Harga jual listrik per kwh Rp. 180
Terimakasih, artikelnya sangat membantu
BalasHapusI am very interested in the information contained in this post. The information contained in this post inspired me to generate research ideas.
BalasHapusJurnal Kesehatan
Unimuda Sorong